Kamis, 21 Juni 2012

Selasa, 19 Juni 2012

Kontruksi dan Cara Kerja DOHC VTEC

0 komentar

     Melanjutkan postingan yang lalu, sekarang kita akan membahas tentang Kontruksi dan Cara Kerja DOHC VTEC. Silahkan diperhatikan.
       Terimakasih telah berkunjung di blog lalussetiyono.blogspot.com  
Read full post »

Senin, 18 Juni 2012

Cara Kerja SOHC VTEC

0 komentar

            Masih membahas tentang TEKNOLOGI VTEC, postingan kali ini di blog lalussetiyono.blogspot.com membahas tentang bagaimana Cara Kerja SOHC VTEC. Sebagai lanjutan dari postingan yang lalu yaitu Kontruksi SOHC VTEC.

       Terima kasih telah berkunjung di blog lalussetiyono.blogspot.com


                        Cara Kerja SOHC VTEC

1)        Pada Kecepatan Mesin yang Rendah (Sistem Tidak Diaktifkan)
VTEC system tidak aktif di kecepatan rendah. (Sebenarnya banyak perbedaan faktor dalam menetukan apakah sistem itu bekerja. Untuk menyederhanakan penjelasan, akan diabaikan di sini). Spool valve ditutup dan tidak ada tekanan hidrolik yang digunakan untuk synchronizing piston dalam rocker arm. Jadi, setiap dari rocker arm bebas untuk bergerak secara terpisah dan dijalankan oleh cam primer, menengah, dan sekunder dengan berurutan. Dalam kondisi ini, katub primer dan sekunder membuka dan menutup setelah timing dan lift yang ditentukan oleh bentuk cam primer dan sekunder. Umumnya, mid rocker-arm sedang dioperasikan oleh mid cam pada saat itu, tapi cam menengah menyebabkan tidak ada kerja lebih lanjut dan ditahan oleh lost motion assembly untuk mencegah berderik.
                       

Gambar. Cara Kerja SOHC VTEC (Kecepatan Mesin Rendah)
Keterangan :
1.        Synchronizing Piston A
2.        Synchronizing Piston B
3.        Stopper Piston
4.        Rocker Arm Sekunder
5.        Rocker Arm Menengah
6.        Rocker Arm Primer
2)        Pada Kecepatan Mesin yang Tinggi (Sistem Diaktifkan)
Sekali kecepatan mesin melebihi batas, suatu sinyal ECM ke spool valve solenoid menyebabkannya terbuka. Tekanan hydroulik dari pompa oli dapat melintasi oli di bagian dalam camshaft ke rocker arm, dimana ia bekerja di synchronizing piston mendorong ke samping. Tetapi, jika ada rocker arm yang berhubungan dengan cam pada saat itu, semua piston tidak akan disejajarkan bersama. Sebagai akibatnya, rocker arm akan melanjutkan untuk bergerak meskipun tekanan hydroulik aktif pada piston. Ketika semua ketiga rocker arm meninggalkan cam dengan serempak, piston akan meluncur dan arm akan ditahan bersama. Dalam kondisi ini, kedua katub utama dan kedua akan dioperasikan oleh mid cam dibuat untuk kecepatan tinggi melalui gerakan mid rocker arm.
                       

Gambar. Cara Kerja SOHC VTEC (Kecepatan Mesin Tinggi)
Keterangan :
1.      Camshaft
2.      Stopper Piston
3.      Secondary Rocker Arm
4.      Mid Rocker Arm
5.      Primary Rocker Arm
6.      Synchronizing Piston B
7.      Synchronizing Piston A
8.      Rocker Shaft
Bila kecepatan mesin kemudian turun, spool valve akan menutup dan kemudian tekanan hydroulic akan turun. Stopper piston spring akan mencoba mendorong piston kembali ke posisi awalnya. Seperti sebelumnya, ini akan dicapai bila semua piston dibariskan. Rocker arm saling dilepaskan oleh gerakan ini dan mulai beroperasi secara terpisah.
                 

Grafik. Cara Kerja SOHC VTEC

Read full post »

Kontruksi SOHC VTEC

0 komentar
Melanjutkan postingan yang lalu, sekarang kita akan membahas tentang Kontruksi SOHC VTEC. Silahkan diperhatikan.

Terimakasih telah berkunjung di blog lalussetiyono.blogspot.com

KONTRUKSI  SOHC VTEC

         Konsrtuksi SOHC VTEC
Dari kebanyakan tipe dasar pada sistem VTEC yang terdiri dari komponen berikut ini :
1)        Camshaft
2)        Rocker arm
3)        Lost motion mechanism
4)        Spool valve
5)        Engine control module (ECM)


Gambar. Konstruksi SOHC VTEC

Keterangan :
1.      Synchronizing Piston A
2.      Lost Motion Assembly
3.      Synchronizing Piston B
4.      Mid Rocker Arm
5.      Primary Rocker Arm
6.      Secondary Rocker Arm
7.      Camshaft


Dengan penjelasan sebagai berikut :
1)        Camshaft
Pada mesin konvesional setiap katup digerakan oleh masing-masing cam. Namun pada mesin SOHC VTEC pada katup intake terdapat tiga buah cam yang diberi nama, cam primer, cam sekunder dan cam tengah (mid cam). Cam ini mepunyai profil tersendiri untuk membuat valve timing dan lift yang berbeda.
Pada kecepatan rendah dan menengah, kedua katup intake digerakan masing-masing oleh katup primer dan katup sekunder. Kedua cam ini memiliki sedikit perbedaan ketinggian dan akan menghasilkan kondisi gerakan putaran (turbulence) yang optimal di dalam ruang bakar. Sedang pada kecepatan tinggi kedua katup digerakan oleh cam tengah (mid cam).
                       
Gambar. Camshaft SOHC VTEC
Keterangan :
A.      Primary Cam (Cam Primer)
B.       Mid Cam (Cam Tengah)
C.       Secondary Cam (Cam Sekunder)
2)        Rocker Arm
Rocker arm primer, menengah dan sekunder digabungkan ke dalam satu peralatan. Rocker arm primer dan sekunder membuat hubungan dengan katub. Setiap rocker arm terdiri dari synchronizing piston, stopper piston, dan spring. Melalui aksi dari komponen ini, gerakan dari rocker arm yang terpisah dapat dihubungkan atau tidak selama mesin itu bekerja.

                 
Gambar. Rocker Arm SOHC VTEC
Keterangan :
1.        Rocker Arm Sekunder
2.        Rocker Arm Primer
3.        Rocker Arm Menengah
4.        Camshaft
5.        Stopper Piston
6.         Rocker Arm Sekunder
7.         Rocker Arm Menengah
8.         Rocker Arm Primer
9.         Synchronizing Piston B
10.     Synchronizing Piston A
3)        Lost Motion Mechanism
Lost motion assembly mencakup lost motion piston, lost motion guide, dan lost motion spring A dan B. Ini berhubungan tetap dengan mid rocker-arm.
Di kecepatan rendah, lost motion mechanism menahan gerakan rocker arm yang tidak perlu, hal ini berfungsi sebagai spring pembantu pada kecepatan tinggi untuk menjamin bekerjanya katub dengan baik.

                 
Gambar. Lost Motion Mechanism
Keterangan :
1.      Lost Motion Assembly
2.      Mid Rocker Arm
3.      Lost Motion Spring A
4.      Lost Motion Spring B
5.      Lost Motion Piston
6.      Mid Cam
4)        Spool Valve
Spool valve assembly ditempelkan di sebelah cylinder head. Terdiri dari sebuah screen, solenoid, dan spool valve.
Fungsi valve ini adalah untuk mengontrol lintasan oli antara pompa oli dan synchronizing piston. Saat solenoid diaktifkan, spool valve membuka lintasan oli dan tekanan hydraulic digunakan ke synchronizing piston, kemudian sistem VTEC diaktifkan.
Pressure switch ditempatkan di belakang spool valve. Pressure switch merasakan tekanan di lintasan oli synchrozining piston dan memberikan feedback ke ECM (engine control module) dimana pemindahan rocker arm tidak terjadi seperti yang diharapkan.

            
Gambar. Spool Valve Assembly
Keterangan :
1.      Screen
2.      Solenoid
3.      Pressure Switch
4.      Spool Valve
5.      Cylinder Head
5)        Engine Control Module (ECM)
System VTEC dikontrol secara elektronik oleh ECM. Menggunakan variasi sensor yang berlainan, ECM memonitor kecepatan mesin, loading (beban) engine, kecepatan kendaraan, temperature coolant engine dan faktor lainya.
Dengan menggunakan data tersebut ECM dapat menentukan kondisi kerja mesin kemudian secara tepat mengaktifkan katup solenoid VTEC, aklar hidrolik mengirim tekanan melalui jalur oli sesuai dengan sincronisasi piston dan memberikan respon ke ECM pada saat rocker arm bekerja switch-over.


                  
Gambar. Engine Control Module (ECM)

Read full post »

TEKNOLOGI VTEC

0 komentar

TEKNOLOGI VTEC

A.    Pengantar Sistem VTEC
Sistem Variable Valve Timing and Lift Electronic Control (VTEC) adalah keistimewaan engineering untuk mengubah valve timing dan lift parameter dalam menyesuaikan karateristik kecepatan mesin. Cara kerjanya adalah dengan menyesuaikan sesempurna mungkin sifat-sifat pembakaran yang sesuai dengan kebutuhan kerja mesin, sehingga menghasilkan performa tinggi dan efisiensi. Secara sederhana, setiap katup mesin yang menggunakan sistem VTEC memiliki sebuah cam lobe yang terpisah. Cam lobe ini berada pada camshaft yang sama dan melalui penerapan kontrol elektronik, dapat berubah-ubah untuk menyesuaikan kondisi mesin dengan menggunakan tekanan hidrolik, sehingga performa tinggi dan efisiensi dari VTEC dapat dicapai.

B.     Tipe-Tipe VTEC
Pada saat ini terdapat lima tipe sistem VTEC yaitu:
1.      DOHC VTEC
2.      SOHC VTEC
3.      New VTEC
4.      VTEC 3-Stage
5.      VTEC-E
Dan penjelasan masing-masing sistem VTEC adalah sebagau berikut :
1.        DOHC VTEC
Penerapan teknologi VTEC melihat high-speed cam dan low-speed cam dengan bentuk/profil yang berbeda yang dibuat pada intake dan exhaust camshaft. Pada kecepatan mesin yang rendah dan menengah, intake dan exhaust valve dioperasikan oleh low-speed cam. Pada tingkat kecepatan yang lebih tinggi, high-speed cam mengambil alih pengoperasian. Kombinasi dari operasi ini menyebabkan mesin memberikan torque tinggi dan fleksibilitas pada kecepatan sedang serta menghasilkan respons tinggi dan output tenaga yang besar pada kecepatan tinggi.
2.        SOHC VTEC
High-speed dan low-speed cam yang berbeda bentuk/profil dibuat pada intake camshaft di dalam mesin SOCH VTEC. Sesuai dengan penerapan pada sistem DOHC, low-speed cam mengoperasikan katup pada tingkat kecepatan rendah dan menengah, dan high-speed cam beroperasi pada kecepatan tinggi, meskipun sebenarnya hal ini hanya berlaku untuk intake valve dalam kasus ini. Teknik ini menyebabkan mesin dapat memberikan kemungkinan kombinasi yang terbaik cara berkendara yang mudah/ease-of-driving pada tingkat kecepatan yang normal, output tenaga yang besar, dan efisiensi bahan bakar.
3.        New VTEC
Seperti pada sistem SOHC VTEC, high-speed dan low-speed cam dengan perbedaan bentuk/profil dibuat pada intake camshaft, high-speed cam mengontrol kecepatan tinggi sedangkan low-speed cam aktif pada kecepatan rendah dan menengah. Dalam penerapan ini, secondary intake valves dijaga hampir tak bergerak/stationer pada saat kendaraan pada kecepatan rendah saat primary intake valves membuat udara dapat dialirkan masuk ke cylinder. Dalam kombinasi dengan perbaikan bentuk ruang pembakaran dan port, operasi ini membentuk putaran udara/wirl di setiap ruang pembakaran untuk memastikan bahwa pembakaran terjadi dengan lebih efisien. Mesin New VTEC dapat mengirim tenaga dan torque yang substantif/bermakna sementara penghematan bahan bakar yang sempurna tetap dapat dilakukan.
4.        3-Stage VTEC
Tiga tingkat berbeda dari unit VTEC ini disesuaikan untuk kecepatan rendah (satu katup dioperasikan oleh low-speed cam), kecepatan tingkat sedang (kedua katup dioperasikan dengan low-speed cam) dan kecepatan tinggi (kedua katup dioperasikan oleh high-speed cam). Rancangan ini menghasilkan efisiensi bahan bakar yang sempurna pada tingkat kecepatan rendah, output torque yang sempurna pada kecepatan sedang, dan output power yang sempurna pada tingkat kecepatan tinggi.
5.        VTEC-E
Intake valve camshaft dilengkapi dengan cam kecepatan rendah dan kecepatan menengah yang dibentuk secara tertpisah. Pada kecepatan rendah, valve kedua beroperasi dengan kecepatan rendah (meskipun dalam realisasinya hampir tidak bergerak) ; kedua katub dioperasikan oleh cam dengan kecepatan menengah. Sebagai hasilnya, mesin ini mengirim bahan bakar dengan sangat efisien sementara pada waktu yang sama menjaga kemampuan mengemudi tingkat tinggi.

Read full post »

PRINSIP – PRINSIP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING

0 komentar

PRINSIP – PRINSIP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING

       I.            Prinsip-Prinsip Berkenaan Dengan Pelaksanaan Layanan Bimbingan Dan Konseling
a.       Tujuan akhir bimbingan dan konseling adalah kemandirian setiap individu. Oleh karena itu, pelayanan bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk mengembagkan klien agar mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi kesulitan atau permasalahan yang dihadapinya.
b.      Dalam proses konseling, keputusan yang diambil dan hendak dilakukan oleh klien adalah atas kemauan klien itu sendiri, bukan atas desakan atau kemauan dari konselor.
c.       Permasalahan khusus yang dialami klien (untuk semua usia) harus ditangani oleh (dan kalau perlu dialihtangankan kepada) tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahn khusus tersebut.
d.      Bimbingan dan konseling adalah pekerjaan professional. Oleh karena itu dilaksanakan oleh tenaga ahli yang telah memperoleh pendidikan dan latihan khusus dalam bidang bimbingan dan konseling.
e.       Guru dan orang tua memiliki tanggung jawab yang berkaitan dengan pelayanan bimbingan dan konseling. Oleh karena itu, kerjasama antara konselor dengan guru dan orang tua amat diperlukan.
f.       Guru dan konselor berada dalam satu kerangka upaya pelayanan. Oleh karena itu keduanya harus mengembangkan peranan yang saling melengkapi untuk mengurangi kebodohan dan hambatan-hambatan yang ada pada lingkungan individu/siswa.
g.      Untuk mengelola pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik dan sejauh mungkin memenuhi tuntutan individu, program pengukuran dan penilaian itu dikembangkan dan dimanfaatkan dengan baik. Dengan pengadministrasian instrument yang benar-benar dipilih dengan baik, data khusus tentang kemampuan mental, hasil belajar, bakat dan minat, dan berbagai cirri kepribadian hendaknya dikumpulkan, dan dipergunakan sesuai dengan keperluan.
h.      Organisasi program bimbingan hendaknya fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan individu dan lingkungannya.
i.        Tanggung jawab pengelolaan program bombing dan konseling hendaknya diletakkan di pundak seorang pimpinan program yang terlatih dan terdidik secara khusus dalam pendidikan bimbingan dan konseling, bekerja sama dengan staf dan personil lembaga di tempat ia bertugas dan lembaga-lembaga lain yang dapat menunjang program bimbingan dan konseling.
j.        Penilaian secara periodik perlu dikakukan terhadap program yang sedang berjalan. Kesuksesan pelaksanaan program diukur dengan melihat sikap-sikap mereka yang berkepentingan dengan program yang disediakan (baik pihak – pihak yang melayani maupun yang dilayani), dan perubahan tingkah laku mereka yang pernah dilayani.
Dalam hal yang sama, Belkin, dalam Prayitno, dkk (1994:225-226) mengemukakan enam prinsip untuk menegakkan dan menumbuh kembangkan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu sebagai berikut:
1.      Konselor harus memulai kariernya sejak awal dengan program kerja yang jelas, dan memiliki kesiapan yang tinggi untuk melaksanakan program tersebut. Konselor juga memberikan kesempatan kepada semua personal sekolah dan siswa untuk mengetahui program-program yang hendak dijalankan itu.
2.      Konselor harus selalu mempertahankan sikap professional tanpa mengganggu keharmonisan hubungan antara konselor dengan personal sekolah lainnya dan siswa. Dalam hal ini, konselor harus menonjolkan keprofesionalannya, tetapi tetap menghindari sikap elitis atau kesombongan/ keangkuhan professional.
3.      Konselor bertangggungjawab untuk memahami peranannya sebagai konselor professional dan menterjemahkan peranannya itu kedalam kegiatan nyata. Konselor harus pula mampu dengan sebaik-baiknya menjelaskan kepada orang-orang dengan siapa ia akan bekerjasama tentang tujuan yang hendak dicapai oleh konselor serta tanggung jawab yang terpikul di pundak konselor.
4.      Konselor bertanggungjawab kepada semua siswa, baik siswa-siswa yang gagal, yang menimbulkan gangguan, yang berkemungkinan putus sekolah, yang mempunyai permasalahn emosional, yang mengalami kesulitan belajar, maupun siswa-siswa yang memiliki bakat istimewa, yang berpotensi rata-rata, yang pemalu dan menarik diri dari khalayak ramai, serta yang bersikap menarik perhatian atau mengambil muka guru, konselor, dan personal sekolah lainnya.
5.      Konselor harus memahami dan mengembangkan kompetensi untuk membantu siswa-siswa yang mengalami masalah dengan kadar yang cukup parah dan siswa-siswa yang menderita gangguan emosional, khususnya melalui penerapan program-program kelompok, kegiatan pengajaran di sekolah dan kegiatan di luar sekolah, serta bentuk-bentuk kegiatan lainnya.
6.      Konselor harus mampu bekerja sama secara efektif dengan kepala sekolah, memberikan perhatian dan peka terhadap kebutuhan, harapan, dan kecemasan-kecemasannya. Konselor memiliki kesempatan yang baik untuk menegakkan citra bimbingan dan konseling professional apanila ia memiliki hubungan yang saling menghargai dan saling memperhatikan dengan kepala sekolah.
Prinsip-prinsip tersebut di atas menegaskan bahwa penegakan dan penumbuh kembangan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah hanya mungkin dilakukan oleh konselor professional yang tahu dan mau bekerja, memiliki program nyata dan dapat dilaksanakan, sadar akan profesinya, dan mampu menterjemahkannya ke dalam program dan hubungan dengan sejawat dan personal sekolah lainnya, memiliki komitmen dan ketrampilan untuk membantu siswa dengan segenap variasinya di sekolah, dan mampu bekerja sama serta membina hubungan yang harmonis-dinamis dengan kepala sekolah. Konselor yang demikian itu tidak akan muncul dengan sendirinya, melainkan melalui pengembangan dan peneguhan sikap dan ketrampilan, wawasan, dan pemahaman professional yang mantap.

    I            Prinsip-Prinsip Berkenaan Dengan Pelaksanaan Layanan Bimbingan Dan Konseling Perkembangan
Dewasa ini substansi layanan bimbingan dan konseling bagi peserta didik di sekolah adalah bimbingan dan konseling perkembangan. Dalam kaitannya dengan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling, Muro dan Kottman (1995:50-53) mengemukakan bahwa bimbingan dan konseling perkembangan adalah bimbingan dan konseling yang di dalamnya mengandung prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:
a.       Bimbingan dan Konseling diperlukan oleh seluruh siswa.
Kegiatan bimbingan dan konseling diperlukan oleh seluruh siswa, termasuk di dalamnya siswa yang mengalami kesulitan. Seluruh siswa ingin memperoleh pemahaman diri, meningkatkan tanggung jawab terhadap kontrol diri, memiliki kematangan dalam memahami lingkungan, dan belajar membuat keputusan. Setiap siswa memerlukan bantuan dalam mempelajari cara pemecahan masalah, dan memiliki kematangan dalam memahami nilai-nilai. Semua siswa memerlukan rasa dicintai dan dihargai, memiliki kebutuhan untuk meningkatkan kemampuannya, dan memiliki kebutuhan untuk memahami kekuatan pada dirinya.
b.      Bimbingan dan konseling perkembangan memfokuskan pada pembelajaran siswa.
Sekolah saat ini membutuhkan tenaga-tenaga spesialis. Spesialis untuk membantu siswa membaca, memainbkan instrument musik, dan membantu pertumbuhan fisik. Guru pembimbing atau konselor dapat dipandang sebagai spesialis dalam pertumbuhan dan perkembangan siswa, dalam mempelajari dan memahamidunia dalam diri siswa. Guru pembimbing ( konselor ) juga bekerja sebagai perancang dan pengembang kurikulum dalam mengembangkan kognitif, afektif, dan pertumbuhan fisik. Kurikulum yang dikembangkan konselor menitikberatkan pada pembelajaran manusia dan pemanusiaan peserta didik. Secara operasional, konselor merupakan anggota tim dari suatu tim yang terdiri atas orangtua, guru, konselor, pengelola, dan spesialis lainnya. Tugas mereka membantu siswa untuk belajar. Siswa yang memiliki kesulitan hendaknya tetap belajar, dan siswa yang lambat belajar hendaknya dibantu untuk belajar sebanyak mungkin, sehingga semua siswa terlibat dalam proses pembelajaran. Tugas sekolah adalah menyelenggarakan pembelajaran, sedangkan tugas bimbingan dan konseling perkembangan adalah membantu siswa untuk belajar.
c.       Guru pembimbing (konselor) dan Guru adalah fungsionaris bersama dalam program bimbingan dan konseling perkembangan.
Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) lebih berorientasi pada siswa daripada pada pelajaran. Oleh karena itu, konselor dan guru bekerja sama membantu menyelesaikan masalah siswa. Guru pembimbing (konselor) membantu guru dalam menelusuri masalah siswa, mendengarkan sungguh-sungguh perasaan yang dicurahkan siswa, memperjelas, menentukan pendekatan yang akan digunakan dan membantu mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang baru.
d.      Kurikulum yang diorganisasikan dan direncanakan merupakan bagian penting dalam bimbingan dan konseling perkembangan.
Seluruh program bimbingan perkembangan hendaknya berisi perencanaan dan pengorganisasian kurikulum yang matang. Sama halnya dengan kurikulum sekolah yang biasa, seperti : Matematika, IPA, IPS; layanan dasar bimbingan perkembangan berisi tujuan dan sasaran untuk membantu siswa dalam pertumbuhan dan perkembangan yang normal. Kurikulum menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan pertumbuhan yang normal. Materi program berupa kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan harga diri, motivasi berprestasi, kemampuan pemecahan masalah, perumusan tujuan, perencanaan, efektifitas hubungan antara pribadi, ketrampilan berkomunikasi, keefektifan lintas budaya,dan perilaku yang bertanggung jawab.
e.       Program bimbingan dan konseling perkembangan peduli pada penerimaan diri, pemahaman diri, dan peningkatan diri.
Kegiatan dalam bimbingan perkembangan dirancang untuk membantu siswa mengetahui lebihn banyak tentang dirinya, menerima dirinya, serta memahami kekuatan pada dirinya.
f.       Bimbingan dan konseling perkembangan memfokuskan pada proses mendorong perkembangan.
Metode mendorong (encouragement) perkembangan diarahkan untuk:
1.      Menempatkan nilai pada diri siswa sebagaimana dirinya sendiri;
2.      Percaya pada dirinya;
3.      Percaya akan kemampuan diri siswa, membangun penghargaan akan dirinya;
4.      Pengakuan untuk bekerja dan berusaha dengan sungguh-sungguh;
5.      Memanfaatkan kelompok untuk mempermudah dan meningkatkan perkembangan siswa;
6.      Memadukan kelompok sehingga siswa merasa memiliki tempat dalam kelompok;
7.      Membantu perkembangan ketrampilan secara berurutan dan secara psikologis memungkinkan untuk sukses;
8.      Mengetahui dan memfokuskan pada kekuatan dan aset siswa;
9.      Memanfaatkan minat siswa sebagai energi dalam pengajaran.
g.      Suatu proses “menjadi”, sehingga pertumbuhan fisik dan psikologisnya memiliki berbagai kemungkinan sebelum mencapai masa dewasa. Oleh karenanya pengembangan yang terarah adalah sesuatu yang lebih penting.
h.      Bimbingan dan konseling perkembangan sebagai “team oriented” menuntut pelayanan konselor yang profesional.
Keberhasilan bimbingan dan konseling perkembangan memerlukan upaya bersama seluruh staf di sekolah. Untuk memperoleh keefektifan maksimum dari program sekolah hendaknya memiliki akses terhadap pengetahuan dan ketrampilan konselor yang terlatih, antara lain dalam konseling individual, konseling kelompok, pengukuran dan perkembangan siswa.
i.        Bimbingan dan konseling perkembangan peduli dengan identifikasi awal akan kebutuhan – kebutuhan khusus siswa.
Guru pembimbing (konselor) bekerjasama dengan guru untuk menemukan kebutuhan siswa, yang jika tidak terpenuhi akan menjadi kendala dalam kehidupan siswa berikutnya. Melakukan pendekatan dengan siswa baik secara individual maupun kelompok. Menjalin hubungan erat dengan orangtua merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam melaksanakan identifikasi kebutuhan siswa.
j.        Bimbingan dan konseling perkembangan peduli dengan penerapan psikologi.
Guru pembimbing (konselor) perkembangan tidak sekedar peduli pada “assessment” kemampuan anak untuk belajar, melainkan pada penerapan psikologi pada bagaimana anak menggunakan kemampuannya.
k.      Bimbingan dan konseling perkembangan memiliki kerangka dasar psikologi anak, psikologi perkembangan, dan teori belajar.
l.        Bimbingan dan konseling perkembangan memiliki sifat mengikuti urutan dan lentur.
Dalam implementasinya, bimbingan dan konseling perkembangan mengikuti urutan, artinya program bimbingan dan konseling perkembangan dirancang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, dan lentur dalam arti program hendaknya disesuaikan dengan perbedaan individual.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Bimbingan dan konseling perkembangan adalah proses pemberian bantuan yang dirancang dengan memfokuskan pada kebutuhan, kekuatan, minat, issue-isue yang berkaitan dengan tahapan perkembangan siswa, dan merupakan bagian penting dan integral dari keseluruhan program pendidikan.
            Implementasi layanan bimbingan dan konseling perkembangan mencakup beberapa jenis layanan, yaitu: layanan dasar bimbingan, layanan responsive, layanan perencanaan individual, dan dukungan sistem (Gysbers and Henderson, dalam Muro dan Kottman (1995:5).
1)      Layanan Dasar Bimbingan atau Layanan Kurikulum Bimbingan
Layanan dasar bimbingan atau layanan kurikulum bimbingan adalah “rencana bimbingan” yang berisi hal-hal umum yang perlu dikembangkan pada seluruh siswa melalui layanan bimbingan dalam membantu siswa mengembangkan ketrampilan hidup dan perilaku efektif. Adapun hal-hal umum yang merupakan isi bimbingan yang dikemas  ke dalam komponen “layanan dasar bimbingan” ini adalah bimbingan yang menunjang pencapaian semua tugas-tugas perkembangan siswa dalam semua indikatornya, melalui bimbingan informatif secara klasikal atau kelompok. Adapunn tugas-tugas perkembangan siswa, meliputi:
(a)    Memiliki sikap dan perilaku beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
(b)   Memperoleh perangkat nilai sebagai pedoman berperilaku.
(c)    Mencapai kemandirian emosional.
(d)   Mengembangkan kemampuan intelektual.
(e)    Berperilaku social yang bertanggung jawab.
(f)    Mencapai peran social sebagai pria/wanita.
(g)   Menerima keadaan diri dan menggunakannya secara efektif.
(h)   Mencapai kemandirian perilaku ekonomis.
(i)     Memiliki wawasan persiapan karir.
(j)     Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita (Havighurst, 1961:2-160).
2)      Layanan Responsif
Layanan Responsif pada dasarnya merupakan layanan intervensi yang berupa kegiatan menanggapi siswa-siswa yang mengalami krisis dan yang memerlukan bantuan khusus, serta pencegahan akan kemungkinan kesulitan dalam membuat pilihan. Di samping itu, layanan ini juga berupa menanggapi kepedulian dan kebutuhan siswa dalam jangka pendek yang terjadi dan dirasakan pada saat ini.
Dalam layanan responsive, peranan konselor (guru pembimbing) adalah memberikan layanan konseling individual/kelompok; berkonsultasi dengan guru, kepala sekolah, dan personil sekolah lainnya, serta orangtua siswa berkaitan dengan penanganan siswa; dan mengoordinasikan berbagai strategi intervensi kepada siswa; serta merujuk siswa ke ahli lain jika perlu. Adapun isi bimbingan yang dikemas ke dalam komponen layanan responsive ini adalah  topic-topik selektif dan prioritas dari aspek-aspek tugas perkembangan yang tingkat ketercapaiannya masih jauh dari optimal atau yang masih sangat rendah.
3)      Layanan Perencanaan Individual
Layanan perencanaan individual pada dasarnya merupakan layanan bantuan untu semua siswa dalam membuat dan melaksanakan perencanaan pribadi, social, pendidikan dan karir.
Tujuan utama layanan ini adalah membantu siswa-siswa belajar memahami pertumbuhan dan perkembangannya, membuat perencanaan, dan melaksanakannya ubtuk menuju tujuan perkembangan yang hendak dicapainya. Dalam perencanaan layanan individual ini, peranan konselor adalah memandu seluruh siswa dalam memahami, membuat perencanaan, dan melaksanakannya untuk mencapai tujuan perkembangan yang ditetapkannya, dalam forum kegiatan bimbingan kelompok atau klasikal.
4)      Dukungan Sistem (system support)
Komponen layanan ini memberikan bantuan kepada staf bimbingan dan konseling di dalam melaksanakan tiga komponen layanan di atas, dan kepada personil sekolah lainnya memberikan bantuan di dalam melaksanakan program-program pendidikan lainnya di sekolah.
Terhadap layanan bimbingan dan konseling, dukungan yang perlu ditujukan kepada:
ü  Pengembangan program bimbingan dan konseling termasuk pengelolaan anggaran, bahan-bahan dan fasilitas,
ü  Pengembangan staf,
ü  Pemanfaatan sumber daya masyarakat,
ü  Pengembangan dan atau penataan kebijakan, prosedur, dan petunjuk tertulis.
Terhadap program-program pendidikan lainnya, dukungan yang perlu diberikan ditujukan kepada:
ü  Perencanaan perbaikan sekolah,
ü  Penetapan pengelolaan tempat,
ü  Kegiatan administratif yang berhubungan dengan bimbingan,
ü  Kerja sama dengan program-program pendidikan vokasional dan pendidikan khusus.

Dukungan sistem diarahkan kepada upaya penataan sistem manajemen untuk meningkatkan kualitas layanan bimbingan dan konseling.

Demikian makalah tentang prinsip-prinsip layanan bimbingan konseling. Atau anda bisa download makalah diatas disini.

Read full post »
 

Copyright © Lalus Setiyono Design by Free CSS Templates | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger